Operational
Amplifier
Karakteristik
Op-Amp
(Bagian ke-satu)
oleh : aswan
hamonangan
|
Kalau perlu mendesain
sinyal level meter, histeresis pengatur suhu, osilator, pembangkit sinyal,
penguat audio, penguat mic, filter aktif semisal tapis nada bass, mixer,
konverter sinyal, integrator, differensiator, komparator dan sederet aplikasi
lainnya, selalu pilihan yang mudah adalah dengan membolak-balik data komponen
yang bernama op-amp. Komponen elektronika analog dalam kemasan IC (integrated
circuits) ini memang adalah komponen
serbaguna dan dipakai pada banyak aplikasi hingga sekarang. Hanya
dengan menambah beberapa resitor dan potensiometer, dalam sekejap (atau dua
kejap) sebuah pre-amp audio kelas B sudah dapat jadi dirangkai di atas sebuah
proto-board.
Penguat diferensial
Op-amp dinamakan juga dengan penguat
diferensial (differential amplifier). Sesuai dengan istilah ini,
op-amp adalah komponen IC yang memiliki 2 input tegangan dan 1 output
tegangan, dimana tegangan output-nya adalah proporsional terhadap perbedaan
tegangan antara kedua inputnya itu. Penguat diferensial seperti yang
ditunjukkan pada gambar-1 merupakan rangkaian dasar dari sebuah op-amp.
gambar-1 : penguat
diferensial
Pada rangkaian yang demikian,
persamaan pada titik Vout adalah Vout = A(v1-v2)
dengan A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1
dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout
satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2
dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan tengangan vout.
Diagram Op-amp
Op-amp di dalamnya terdiri dari
beberapa bagian, yang pertama adalah penguat diferensial, lalu ada tahap
penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level
shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push-pull
kelas B. Gambar-2(a) berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri
dari beberapa bagian tersebut.
gambar-2 (a) :
Diagram blok Op-Amp
gambar-2 (b) : Diagram
schematic simbol Op-Amp
Simbol op-amp adalah seperti pada
gambar-2(b) dengan 2 input, non-inverting (+) dan input inverting
(-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –Vee)
namun banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc –
ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar-2(b) adalah
parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang
nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi
output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah
nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe
op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-amp standard type 741 dalam
kemasan IC DIP 8 pin sudah dibuat sejak tahun 1960-an. Untuk tipe yang sama,
tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang berbeda.
Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National Semiconductor,
SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung dari teknologi
pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan
op-amp lain. Tabel-1 menunjukkan beberapa parameter op-amp yang penting
beserta nilai idealnya dan juga contoh real dari parameter LM714.
tabel-1 : parameter op-amp
yang penting
Penguatan Open-loop
Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop
(AOL) yang tak terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal
LM741 memiliki penguatan yang terhingga kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan
penguatan yang sebesar ini, sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil.
Input diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat outputnya
menjadi saturasi. Pada bab berikutnya
akan dibahas bagaimana umpan balik bisa membuat sistem penguatan op-amp
menjadi stabil.
Unity-gain frequency
Op-amp ideal mestinya bisa bekerja
pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal dc sampai frekuensi giga Herzt.
Parameter unity-gain frequency menjadi penting jika op-amp digunakan
untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL biasanya
adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp menurun
seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741 misalnya
memiliki unity-gain frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti penguatan
op-amp akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1 MHz. Jika perlu merancang
aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-amp yang memiliki unity-gain
frequency lebih tinggi.
Slew rate
Di dalam op-amp kadang ditambahkan
beberapa kapasitor untuk kompensasi dan mereduksi noise. Namun kapasitor ini
menimbulkan kerugian yang menyebabkan response op-amp terhadap sinyal input
menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga.
Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka outputnya juga kotak. Tetapi
karena ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat berbentuk
ekponensial. Sebagai contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate sebesar
0.5V/us. Ini berarti perubahan output op-amp LM741 tidak bisa lebih cepat
dari 0.5 volt dalam waktu 1 us.
Parameter CMRR
Ada satu parameter yang
dinamakan CMRR (Commom Mode Rejection Ratio). Parameter ini cukup
penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp dasarnya adalah
penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih
tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input v2
(inverting). Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan
dari kedua input ini ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai
kemampuan op-amp untuk menekan
penguatan tegangan ini (common mode) sekecil-kecilnya. CMRR
didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang
dinyatakan dengan satuan dB. Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 dB, ini
artinya penguatan ADM (differential mode) adalah kira-kira
30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau
CMRR-nya 30 dB, maka artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau
diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt
dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan
diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan
persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt. Pembaca dapat mengerti
dengan CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan
penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya.
Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp
mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan
semakin baik.
Penutup bagian ke-satu
LM714 termasuk jenis op-amp yang
sering digunakan dan banyak dijumpai dipasaran. Contoh lain misalnya TL072
dan keluarganya sering digunakan untuk penguat audio. Tipe lain seperti
LM139/239/339 adalah opamp yang sering dipakai sebagai komparator. Di pasaran
ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat mendesain aplikasi
dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik op-amp tersebut. Saat
ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti current sensing,
current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp untuk aplikasi khusus
seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high power
output dan lain sebagainya. Data karakteristik op-amp yang lengkap, ya
ada di datasheet.
|
Operational
Amplifier
(analisa
rangkaian op-amp popular)
oleh : Aswan
H
12-03-2004
|
Operational Amplifier atau di singkat op-amp
merupakan salah satu komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai
aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering
dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi
op-amp yang paling dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik)
negatif memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan
menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang
dapat terukur.
Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah
sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua
masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open
loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi
elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104
~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak
stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah
peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan,
sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang
terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak
terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0.
Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin
= 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga
arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan penting dalam
melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal.
Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp
adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting
op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.
Inverting amplifier
Rangkaian dasar penguat
inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, dimana sinyal
masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada namanya,
pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari penguat inverting ini
akan selalu berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpanbalik
negatif di bangun melalui resistor R2.
gambar 1 :
penguat inverter
Input non-inverting pada
rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Dengan mengingat
dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v- = v+
= 0. Karena nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input
op-amp v- pada rangkaian ini dinamakan virtual ground.
Dengan fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit pada R1 adalah vin
– v- = vin dan tegangan jepit pada reistor R2
adalah vout – v- = vout. Kemudian dengan
menggunakan aturan 2, di ketahui bahwa :
iin + iout
= i- = 0, karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.
iin + iout
= vin/R1 + vout/R2 = 0
Selanjutnya
vout/R2
= - vin/R1 .... atau
vout/vin
= - R2/R1
Jika penguatan G
didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan
masukan, maka dapat ditulis
…(1)
Impedansi rangkaian
inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan terhadap
ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0 (virtual
ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.
Non-Inverting amplifier
Prinsip utama rangkaian
penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 2
berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat
melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini
akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat
op-amp non inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian
inverting.
gambar 2 :
penguat non-inverter
Dengan menggunakan aturan 1
dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang ada, antara lain :
vin = v+
v+ = v- = vin ..... lihat aturan 1.
Dari sini ketahui tegangan
jepit pada R2 adalah vout – v- = vout
– vin, atau iout = (vout-vin)/R2.
Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin,
yang berarti arus iR1 = vin/R1.
Hukum kirchkof pada titik
input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :
iout + i(-) = iR1
Aturan 2 mengatakan bahwa i(-)
= 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya, maka diperoleh
iout = iR1
dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka
diperoleh
(vout – vin)/R2
= vin/R1 yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :
vout = vin
(1 + R2/R1)
Jika penguatan G adalah
perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka didapat
penguatan op-amp non-inverting :
… (2)
Impendasi untuk rangkaian
Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-inverting op-amp
tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin
= 108 to 1012 Ohm.
Integrator
Opamp bisa juga digunakan
untuk membuat rangkaian-rangkaian dengan respons frekuensi, misalnya
rangkaian penapis (filter). Salah satu contohnya adalah rangkaian integrator
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Rangkaian dasar sebuah integrator
adalah rangkaian op-amp inverting, hanya saja
rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan resistor melainkan
menggunakan capasitor C.
gambar 3 :
integrator
Mari kita coba menganalisa
rangkaian ini. Prinsipnya sama dengan menganalisa rangkaian op-amp inverting.
Dengan menggunakan 2 aturan op-amp (golden rule) maka pada titik
inverting akan didapat hubungan matematis :
iin = (vin
– v-)/R = vin/R , dimana v- = 0 (aturan1)
iout = -C d(vout – v-)/dt =
-C dvout/dt; v-
= 0
iin = iout
; (aturan 2)
Maka jika disubtisusi, akan
diperoleh persamaan :
iin = iout =
vin/R = -C dvout/dt, atau dengan kata lain
...(3)
Dari sinilah nama rangkaian
ini diambil, karena secara matematis tegangan keluaran rangkaian ini
merupakan fungsi integral dari tegangan input. Sesuai dengan nama penemunya,
rangkaian yang demikian dinamakan juga rangkaian Miller Integral.
Aplikasi yang paling populer menggunakan rangkaian integrator adalah
rangkaian pembangkit sinyal segitiga dari inputnya yang berupa sinyal kotak.
Dengan analisa rangkaian
integral serta notasi Fourier, dimana
f
= 1/t dan
…(4)
penguatan integrator
tersebut dapat disederhanakan dengan rumus
…(5)
Sebenarnya rumus ini dapat
diperoleh dengan cara lain, yaitu dengan mengingat rumus dasar penguatan
opamp inverting
G = - R2/R1. Pada
rangkaian integrator (gambar 3) tersebut diketahui
Dengan demikian dapat
diperoleh penguatan integrator tersebut seperti persamaan (5) atau agar terlihat respons frekuensinya
dapat juga ditulis dengan
…(6)
Karena respons frekuensinya
yang demikian, rangkain integrator ini merupakan dasar dari low pass filter.
Terlihat dari rumus tersebut secara matematis, penguatan akan semakin kecil
(meredam) jika frekuensi sinyal input semakin besar.
Pada prakteknya, rangkaian feedback
integrator mesti diparalel dengan sebuah resistor dengan nilai misalnya 10
kali nilai R atau satu besaran tertentu yang diinginkan. Ketika inputnya
berupa sinyal dc (frekuensi = 0), kapasitor akan berupa saklar terbuka. Jika
tanpa resistor feedback seketika itu
juga outputnya akan saturasi sebab rangkaian umpanbalik op-amp menjadi
open loop (penguatan open loop opamp ideal tidak berhingga atau sangat
besar). Nilai resistor feedback sebesar 10R akan selalu menjamin output
offset voltage (offset tegangan keluaran) sebesar 10x sampai pada suatu
frekuensi cutoff tertentu.
Differensiator
Kalau komponen C pada
rangkaian penguat inverting di tempatkan di depan, maka akan diperoleh
rangkaian differensiator seperti pada gambar 4. Dengan analisa yang sama
seperti rangkaian integrator, akan diperoleh persamaan penguatannya :
…(7)
Rumus ini secara matematis
menunjukkan bahwa tegangan keluaran vout pada rangkaian ini adalah
differensiasi dari tegangan input vin. Contoh praktis dari
hubungan matematis ini adalah jika tegangan input berupa sinyal
segitiga, maka outputnya akan mengahasilkan sinyal kotak.
gambar 4 :
differensiator
Bentuk rangkain
differensiator adalah mirip dengan rangkaian inverting. Sehingga jika
berangkat dari rumus penguat inverting
G = -R2/R1
dan pada rangkaian
differensiator diketahui :
maka jika besaran ini
disubtitusikan akan didapat rumus penguat differensiator
…(8)
Dari hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan frekuensi tinggi (high pass filter), dimana besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi. Namun demikian, sistem seperti ini akan menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi tinggi. Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat dengan penguatan dc sebesar 1 (unity gain). Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor yang nilainya sama dengan R. Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada nilai frekuensi cutoff tertentu. Penutup
Uraian diatas adalah
rumusan untuk penguatan opamp ideal. Pada prakteknya ada beberapa hal yang
mesti diperhatikan dan ditambahkan pada rangkaian opamp. Antara lain,
Tegangan Ofset (Offset voltage), Arus Bias (Bias Current), Arus
offset (offset current) dan lain sebagainya. Umumnya ketidak ideal-an
op-amp dan bagaimana cara mengatasinya diterangkan pada datasheet opamp dan
hal ini spesifik untuk masing-masing pabrikan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar